2012: Akankah Blackberry Bisa Bertahan? Atau Menyusul Terpuruk spt NOKIA di Indonesia
Mike Lazaridis, co-CEO Research in Motion, saat berbicara dalam BlackBerry DevCon Americas di San Francisco, Selasa (18/10/2011).
Mampukah RIM Bertahan di 2012?
Rabu, 21 Desember 2011 | 18:27 WIB
Mike Lazaridis, co-CEO Research in Motion, saat berbicara dalam BlackBerry DevCon Americas di San Francisco, Selasa (18/10/2011).
KOMPAS.com — Tahun 2011 tampaknya bukan menjadi tahun keberuntungan untuk Research In Motion (RIM). Para analis pun seakan selalu melontarkan komentar pesimistis mengenai keberlangsungan RIM pada tahun 2012. Akankah RIM bertahan?
Pada November lalu, RIM mengalami kerugian besar karena Blackberry PlayBook tidak laku di pasar global, kalah bersaing dengan iPad dan tablet Android. Seperti dikutip dari Bloomberg, sejak diluncurkan awal tahun ini, penjualan PlayBook terus menurun.
Angka penjualannya, mulai dari 500.000 unit pada kuartal I-2011, lalu 200.000 unit pada kuartal II-2011, dan hanya 150.000 unit pada kuartal III-2011. Jika ditotal, penjualannya hanya 850.000 unit. Penjualan PlayBook yang kurang dari target itu menyebabkan kerugian RIM mencapai 485 juta dollar AS.
Dampak negatif penundaan
RIM telah menyatakan akan menunda sistem operasi terbarunya yang diberi nama BB10 sampai akhir 2012. Penundaan tersebut dikarenakan RIM sedang menunggu prosesor dual core terbaru. Padahal, penundaan ini memberi ruang bagi Apple dan Android untuk semakin mendominasi pasar global.
Pada November 2011, analis Ian Fogg mengatakan, RIM punya rekam jejak sering mengundur tanggal peluncuran produk mereka. "Itu bukan pertanda baik. Kita akan melihat penurunan secara perlahan," ungkap Fogg memperingati RIM.
Dalam sebuah pernyataan, Co CEO RIM Mike Lazaridis mengatakan bahwa butuh beberapa waktu untuk menyadari manfaat dari transisi sistem operasi terbaru yang dilakukan RIM. "Namun, kami tetap percaya bahwa RIM memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mempertahankan peran utama dalam industri komunikasi mobile," kata Lazaridis.
Kedua CEO RIM, Jim Balsillie dan Mike Lazaridis, pun bersedia memotong gaji mereka menjadi 1 dollar AS per tahun sampai keadaan perusahaan membaik. Ini dilakukan karena nilai saham RIM terus merosot.
Masa kejayaan telah berlalu?
Laba RIM hingga kuartal III-2011 anjlok 71 persen (tahun ke tahun) dari 911,1 juta dollar AS menjadi 265 juta dollar AS. Lazaridis pun memperparah kekecewaan para investor dengan memotong target penjualan produk Blackberry menjadi sekitar 11-12 juta unit pada kuartal akhir 2012. Padahal, pada kurun waktu yang sama tahun lalu, penjualan Blackberry mencapai 14,8 juta unit.
Selain itu, pangsa pasar sistem operasi Blackberry di Amerika Serikat juga anjlok. Menurut lembaga survei The NDP Group, pangsa pasar Blackberry OS di AS tahun ini turun menjadi 10 persen.
Masa kejayaan Blackberry terjadi tahun 2009 ketika mereka meraup 44 persen pasar smartphone di AS, mengalahkan iOS dan Android. Namun, popularitas BBOS mulai menurun pada 2010 dengan perolehan pasar 25 persen.
Kendati demikian, RIM masih memiliki pelanggan setia dari kalangan pebisnis yang menganggap sistem komunikasi Blackberry aman. Akan tetapi, sistem yang aman bagi para pebisnis ini sering membuat pemerintah konservatif mengancam untuk memblokir layanan Blackberry jika mereka tidak diberi kesempatan mengontrol komunikasi dari Blackberry.
Apa yang harus dilakukan?
Beberapa investor telah mendorong RIM untuk melepas bisnis perangkat keras serta membuka sistem dan jaringan Blackberry untuk smartphone dari vendor lain. Hal senada diungkapkan analis ThinkEquity, Mark McKechnie. "Jika mereka ingin mempertahankan aset, mereka perlu membuka Blackberry ke platform lain dan melihat diri mereka sebagai sebuah perusahaan perangkat lunak," kata McKechnie, seperti dikutip dari Reuters.
Analisis dari McKechnie itu seakan mau mengatakan, inilah jalan agar RIM dapat bertahan hingga tahun-tahun berikutnya. Itu pun jika RIM berbesar hati melepas sistem dan jaringan Blackberry dan tidak terlambat melakukannya.
http://tekno.kompas.com/read/2011/12...rtahan.di.2012
Terus Anjlok, Nokia Banting Harga
Rabu, 6 Juli 2011 22:07 WIB
Jakarta (ANTARA News) - Nokia melancarkan sejumlah strategi untuk tetap bisa bertahan di pasar ponsel Eropa, salah satunya memangkas harga ponselnya sehingga meningkatkan kemungkinan untuk dapat bersaing dalam pasar ponsel. Hal itu dikatakan dua sumber Industri kepada Reuters pada Selasa.
Ponsel pintar Nokia dengan cepat kehilangan pangsa pasar karena kalah bersaing dengan ponsel pintar yang berjalan pada platform Google Android dan perusahaan asal Finlandia itu diprediksi akan melaporkan kerugian pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini. Salah satu sumber yang paham langsung tentang harga Nokia mengatakan Nokia melakukan pemotongan besar sekitar 15 persen pada pengiriman Nokia N8, ponsel multimedia C7 dan ponsel bisnis E6. Potongan harga lainnya jauh lebih kecil, menurut kedua sumber tersebut. "Untuk setiap model tidak dikenakan pemotongan harga yang besar, tapi skala seluruh portofolio - belum terlihat untuk waktu yang sangat lama," kata salah satu sumber yang bekerja pada operator telekomunikasi Eropa.
Saham Nokia turun 1,5 persen menjadi 4,37 euro pada akhir perdagangan. Saham Nokia jatuh lebih dari 40 persen pada tahun ini di tengah kekhawatiran perpindahan Nokia dari perangkat lunak Symbian ke Microsoft Windows yang tidak dapat membantu bersaing lebih baik dengan rival seperti iPhone Apple Inc.
Seorang juru bicara Nokia menolak mengomentari pemotongan harga tetapi mengatakan perubahan adalah hal yang biasa dalam bisnis. Di masa lalu, Nokia telah memotong harga secara global di seluruh portofolio sekali seperempat. Namun Nokia tidak menggunakan taktik itu dalam beberapa kuartal, malah menentukan harga berdasarkan model per model.
Tekanan Harga
Analis Strategy Analytics Neil Mawston memperingatkan langkah Nokia itu dapat memicu perang harga sekaligus memukul vendor seperti Motorola, Sony Ericsson dan LG Electronics. "Konsumen dan operator akan mendapat manfaat besar perang harga ponsel pintar murah, namun vendor dengan margin keuntungan yang kecil bisa diperas," kata Mawston.
Samsung Electronics Co Ltd akan menjadi pembuat ponsel pintar terbesar di dunia pada kuartal ini, Nomura mengatakan Samsung, bulan lalu, menyalip Nokia yang telah mempelopori pasar ponsel pintar sejak 1996 dengan peluncuran model Communicator. "Nokia akan datang dengan di bawah tekanan dari para pesaing, terutama Samsung yang juga bergerak agresif dalam segmen harga untuk mencuri pangsa pasar," kata analis Canalys Pete Cunningham. Saham Nokia dalam pasar ponsel pintar global turun menjadi 25,5 persen pada kuartal pertama dari 39 persen pada tahun sebelumnya. Perusahaan riset Gartner dan banyak analis memprediksi saham Nokia akan jauh terperosok selama 2011.
Menurut survei Worldpanel ComTech's, Saham Nokia pada pasar ponsel pintar di Inggris menjadi kunci indikator di Eropa, saham Nokia turun menjadi 10,6 persen dalam 12 minggu sampai pertengahan Mei, dari 31 persen pada periode yang sama tahun lalu. Pada akhir Mei, Nokia menegaskan hasil kuartal kedua akan jauh lebih baik dari sebelumnya dan mengejar target setahun. CEO Nokia Stephen Elop menaruh harapan pada sistem operasi Windows Phone tahun ini, tetapi beberapa analis mengatakan Nokia akan kehilangan pangsa pasar yang begitu banyak, mungkin tidak akan pernah kembali bangkit.
"Pada bulan Mei, sebagian besar operator Eropa menolak Nokia model baru, khususnya E6 dan C7," kata Tero Kuittinen, analis MKM Partners. "Sekarang Nokia menyulut kepanikan dengan potongan harga model-model tersebut, tanpa dukungan operator, potongan harga jarang bekerja," kata Kuittinen dikutip Reuters.
http://www.antaranews.com/berita/266...-banting-harga
-----------------
Pasar di Indonesia itu memang terkenal sangat kejam, disamping senantiasa memberikan harapan baru bagi setiap pengusaha barang apa saja yang berniat menangguk untung atau mencari peruntugannya di negeri ini. Mengapa kejam? Itu gara-gara sifat konsumennya yang tidak loyal terhadap sebuah merk atau produk! Itu beda sekali dengan orang Barat atau orang China, sekali mereka kenal mobil GMC atau burger merk Mc-Dee misalnya, se umur hidupnya dia akan fanatik berat dengan merk itu. Beda dengan orang Indonesia itu gampang tergoda pada barang baru, yang trendy, tetapi masih terjangkau harganya. Makanya pruduk HP seperti NOKIA di masa lalu atau Blackberry saat ini, konsumennya gila-gilaan jumlahnya, sampai berebut kalau ada produk barunya. Begitu pula dalam kasus seperti netter yang suka main FB dan tweet yang banyak sekali jumlah setelah orang Amrik. Tapi coba aja lihat 2-3 tahun ke depan ini, kalau ada yang lebih mudah, canggihm trendy dan gratisan, pasti mereka ramai-ramai 'bedol desa' ke situs sosial yang baru itu.
0 comments:
Post a Comment